BONDOWOSO- Gerakan Tape Manis (Tanggap dan Peduli Masyarakat Miskin) menyebarkan kotak amal bertuliskan Gerakan Bondowoso Bersedekah yang dipasang dan diletakkan di sejumlah kantor-kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Bondowoso, Jawa Timur.
Kotak amal itu diduga sengaja dipasang dan diletakkan oleh tim Tape Manis Bondowoso untuk menghimpun sedekah dari Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor OPD, Pemda Bondowoso, dan di beberapa kantor Kecamatan, yang rencananya akan digunakan untuk membantu orang miskin yang kesulitan dana berobat dan pendidikan.
Adanya kotak amal Gerakan Bondowoso Bersedekah itu dibenarkan oleh Irwan Bachtiar Rahmat, Wakil Bupati Bondowoso saat menghadiri acara Pemusnahan Barang Bukti (BB) hasil Operasi (OPS) cipta kondisi tahun 2020 di Polres Bondowoso, Rabu (30/12/2020).
Lebih lanjut, Irwan Bachtiar memengatakan, Bondowoso Bersedekah itu sebenarnya untuk memecahkan permasalahan yang selama ini terjadi di Bondowoso.
"Banyak warga miskin kita ,masyarakat miskin Bondowoso yang ada permasalahan di bidang kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Sedangkan anggaran dana di kita kan terbatas," ujarnya.
Lebih lanjut, Irwan menjelaskan, adanya Bondowoso bersedekah untuk membantu masyarakat miskin yang membutuhkan dana secara darurat, sementara jika menunggu anggaran dimungkinkan tidak bisa memberikan pertolongan pada masyarakat.
Dia menuturkan, adanya kotak amal Gerakan Bondowoso Bersedekah sifatnya tidak memaksa dan menginstruksikan kepada ASN untuk memotong gaji.
"Gerakan Bondowoso Bersedekah itu istilahnya suka rela. Bukan hanya ASN, masyarakar pun boleh berpartisipasi melalui Bondowoso Bersedekah untuk membantu saudara-saudaranya yang tertimpa masalah, utamanya bagi warga miskin," ungkapnya.
Ditanya wartawan soal aturan tentang boleh tidaknya pemerintah meminta bantuan sedekah pada masyarakat untuk membantu masyarakat miskin, Irwan menjawab, bahwa Gerakan Bondowoso Bersedekah merupakan kolaborasi konsep Pentahelix.
Katanya, tidak semua pelaksanaan itu bersumber dari APBD, bisa juga berpartisipasi melalui forum CSR dan sebagainya.
"Yang terpenting sasaranya tepat dan pengelolaanya transparan, dan bisa diaudit," ujarnya.
Pihaknya mengaku, terkait dana yang terkumpul untuk dapat digunakan masih mau melihat regulasinya, setelah mendapatkan masukan dari pak ketua.
"Kami masih mau melihat dasar hukumnya. Sebanarnya tempo hari sudah ada, seperti orang miskin yang harus dirujuk ke Surabaya, transportnya dan uang makanya kita tanggung," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : |
Komentar & Reaksi