SUARA INDONESIA JAKARTA

3 Opsi Metode Atasi Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Lutfi Hidayat - 23 August 2023 | 09:08 - Dibaca 877 kali
Kesehatan 3 Opsi Metode Atasi Buruknya Kualitas Udara Jakarta
Kondisi langit Jakarta tampak masih tertutup asap dan debu. (Foto: Badrus Saleh untuk Suaraindonesia.co.id)

JAKARTA, Suaraindonesia.co.id - Polusi udara di Jakarta menjadi sorotan berbagai pihak. Upaya penanggulangan buruknya kualitas udara di ibukota negara itu juga perlu segera dilakukan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji menyebut ada 3 opsi metode yang bisa dilakukan untuk menekan polusi udara.

Pertama, menurutnya bisa menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) konvensional. Dengan TMC konvensional bisa dilakukan tidak hanya di atas wilayah DKI Jakarta saja, tapi di atas wilayah lain.

Sejumlah wilayah penyangga Jakarta, kata dia, seperti Bekasi, Kepulauan Seribu atau Tangerang juga bisa menggunakan TMC konvensional untuk melindungi Jakarta dari Polusi udara.

Kedua, lanjut Isnawa Adji, dengan penggunaan dry ice yang sebelumnya pernah dilakukan di Thailand, namun metode ini jarang dilakukan.

"Tapi itu tidak mungkin dilakukan di Jakarta. Metode ini pernah dilakukan di Thailand tapi jarang dilakukan. Itu seperti menyebarkan batu-batu es," ungkapnya, Selasa (22/08/2023) dilansir suara.com, media jejaring suaraindonesia.co.id.

Ketiga, melakukan spraying (penyemprotan) seperti yang pernah diterapkan di Beijing, China. Metode ini, kata dia, dilakukan dengan pesawat kecil, drone atau dari atas gedung-gedung tinggi di Jakarta.

"Tapi ini belum. Mungkin nanti mau kita usulkan, mungkin bangunan-bangunan tinggi boleh juga tuh ada teknologi spraying ya supaya polutan-polutan itu bisa diredam," ujar Isnawa.

Tiga metode tersebut merupakan hasil rapat gabungan yang telah dilakukan bersama BNPB terkait cara meredam polusi udara di Jakarta. Berdasarkan hasil rapat gabungan itu, musim kemarau cukup berpengaruh terhadap peningkatan polutan di Jakarta. Sehingga disepakati modifikasi cuaca untuk memancing (terjadinya) hujan.

"Hasil rapat itu memang kendalanya kita lagi musim kemarau, jadi namanya gumpalan awan hujan itu sulit. Tapi di 21 (Agustus) ini menurut BMKG ada potensi sedang, kemungkinan bisa dilakukan TMC," jelas Iswana.

Sebelumnya, BNPB mengupayakan teknologi modifikasi cuaca selama tiga hari untuk membilas polusi. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan TMC dilakukan di tanggal 19-21 Agustus.

"Ada fase tertentu di mana minimal konsentrasi awan itu 30 persen, cukup untuk membuat hujan buatan. BNPB bersama BMKG, BRIN dan TNI-Polri, kita sudah mulai melakukan TMC," ujar Abdul.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya