SUARA INDONESIA JAKARTA

Formulasi Pemupukan Petrokimia Gresik Hasilkan Dua Kali Lipat saat Panen

Syaifuddin Anam - 20 November 2020 | 10:11 - Dibaca 1.99k kali
Ekbis Formulasi Pemupukan Petrokimia Gresik Hasilkan Dua Kali Lipat saat Panen
Panan raya kentang di Sembalun, Lombok, NTB

GRESIK - Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia menggelar panen raya kentang pada lahan demonstration plot (demplot) dengan luas total 3 hektare di Desa Sajan, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (18/11). Demplot menggunakan NPK Petro Ningrat dan NPK Phonska Plus ini mampu meningkatkan produktivitas kentang hingga dua kali lipat.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan bahwa di masa wabah Covid-19 ini, peran sektor pertanian menjadi semakin penting dan strategis, sehingga kegiatan produksi pertanian harus semakin digenjot, terutama di daerah-daerah yang menjadi sentra pertanian.

“Salah satunya di Kecamatan Sembalun, dimana wilayah ini menjadi salah satu penghasil utama komoditas hortikultura, khususnya tanaman kentang, di Kabupaten Lombok Timur," ujar Dwi Satriyo.

Menurutnya, Sembalun menjadi kawasan pertanian yang sangat potensial karena didukung agroklimat yang sesuai dan petani yang sudah berpengalaman. Bahkan, pemerintah memproyeksikan Kecamatan Sembalun sebagai sentra pengembangan produksi hortikultura kentang nasional, termasuk pembenihan. 

Untuk itu, Petrokimia Gresik berkomitmen mendukung upaya tersebut dengan menjadikan Desa Sajan di Kecamatan Sembalun sebagai kampung percontohan lokasi demonstration plot menggunakan produk-produk komersil unggulan Petrokimia Gresik.

Selain pupuk, kami juga bekerja sama dengan anak perusahaan Petrosida Gresik dan Petrokimia Kayaku untuk memberikan kawalan pengendalian hama agar hasilnya lebih optimal, imbuh Dwi Satriyo.

Adapun rekomendasi pemupukan pada lahan demplot seluas 3 hektare ini dibagi dalam tiga formulasi untuk masing-masing satu hektare lahan. Dimana lahan pertama menggunakan 1 (satu) ton pupuk Petro Ningrat, lahan kedua 500 kilogram (kg) Petro Ningrat dan 500 kg Phonska Plus, dan lahan ketiga menggunakan 1 ton Phonska Plus. Serta ditambah pupuk hayati Petrobiofertil dan Sinar Bio untuk ketiga lahan tersebut.

Dengan formulasi pemupukan tersebut, secara vegetatif menunjukkan jumlah daun, kondisi ranting, tinggi tanaman, dan ketahanan yang bagus. Sedangkan dari sisi generatif jumlah rata-rata umbi yang dihasilkan mencapai 40 hingga 50 biji bibit kentang G2 untuk satu tanaman, meningkat dari kebiasaan petani setempat yang hanya menghasilkan 20 - 30 biji bibit kentang G2 untuk satu tanaman.

Dengan meningkatnya produktivitas tanaman kentang, selain membantu pemerintah mengamankan stok pangan nasional, juga dapat mendongkrak kesejahteraan petani setempat, jelas Dwi Satriyo.

Untuk itu, ia berharap formulasi pemupukan rekomendasi Petrokimia Gresik ini dapat diduplikasi oleh petani kentang lainnya di Sembalun atau Lombok Timur. Ia juga menambahkan bahwa demplot di Sembalun ini merupakan pilot project untuk tanaman kentang dengan menggunakan tiga formulasi pemupukan Petrokimia Gresik.

“Ke depan program ini akan dikloning dan diaplikasikan di berbagai daerah lainnya di tanah air, dari Sembalun untuk Indonesia," tandas Dwi Satriyo.

Sementara itu, pelaksanaan panen raya ini juga bekerja sama dengan Pending Dadih, Pembina Penyuluh Swadaya Sembalun. Dadih menjelaskan bahwa demplot Petrokimia Gresik ini tidak hanya mampu menggenjot produktivitas tanaman, kentang yang dihasilkan juga berkualitas premium, sehinga tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tapi sudah bisa masuk sebagai bahan baku di industri makanan.

"Ini yang dibutuhkan petani kentang, tidak hanya produktivitas tinggi, tapi kualitas yang premium. Apabila sudah masuk ke industri, petabi mempunyai jaringan pemasaran yang sudah terjaga," ujarnya.

Sedangkan, salah satu tokoh masyarakat sekaligus petani Sembalun, Aziz mengungkapkan bahwa potensi lahan hortikultura Sembalun seluas 2.700 ha. Untuk kentang saja, petani Sembalun mampu produksi hingga 6.000 ton setahun. Dengan ada perlakukan seperti demplot Petrokimia Gresik akan ada peningkatan sekitar 40%.

"Rata-rata produksi kentang industri nasional antara 12 sampai 15 ton per hektare, sedangkan di Sembalun bisa 18 sampai 20 ton. Demplot ini mampu menghasilkan hingga 32 ton kentang. Hasil nyata ini pasti akan menjadikan petani Sembalun mengaplikasikan rekomendasi pemupukan Petrokimia Gresik" ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama Petrokimia Gresik juga menggelar penyemprotan massal lahan tanaman kentang menggunakan pupuk organik cair Phonska Oca. Melalui kegiatan ini, Petrokimia Gresik mengajak seluruh petani khususnya di Kecamatan Sembalun untuk menerapkan pemupukan berimbang dengan mengombinasikan pupuk organik dan pupuk anorganik sesuai dosis yang dianjurkan agar produktivitas pertanian meningkat dan kesuburan lahan pertanian tetap terjaga.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syaifuddin Anam
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya