BONDOWOSO - Mbah Satriya warga miskin yang hidup sebatang kara, sudah 5 tahun tidak mendapatkan bantuan sama sekali dari pemerintah.
Mbah Satriya, adalah seorang perempuan yang telah lama ditinggal mati suaminya. Ia selama ini tinggal di rumah gedek berdiameter 4x3 m2 di dekat bantaran sungai tepatnya di RT 24 Rw 08 Desa Kembang Kecamatan Bondowoso, Jawa Timur.
Kondisi rumah yang menjadi tempat tinggal Mbah Satriya sudah rusak, bahkan kondisinya hampir roboh. Tak ada sekat antara tempat tidur dan dapur. Di dalam rumah mbah Satriya tidur bersama sampah yang ia pungut.
Perempuan berusia 83 tahun ini tidak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah daerah maupun pusat sejak lima tahun terakhir. Atau semenjak ditinggal mati suaminya.
"Saya tidak pernah menerima bantuan," ungkapnya, Rabu (10/2/2021).
Dulu, saat masih tinggal bersama suami, mbah Satriya adalah salah satu penerima bantuan beras untuk masyarakat miskin (Raskin). Namun, sepeninggal suaminya, bantuan tersebut dicabut.
"Tidak dapat setelah suami saya meninggal," terangnya sedih.
Dalam kesehariannya untuk bertahan hidup Mbah Satriya menjadi pemulung barang-barang bekas, bahkan mengandalkan pemberian dari tetangganya.
Bahkan, dikala sedang sakit Mbah Satriya harus berobat dengan mengandalkan hasil penjualan rongsokan yang ia cari.
"Saya kalau sakit berobat dengan uang belanja dari hasil mencari barang rongsokan," ujarnya.
Sementara, Sri Ningsih Ketua RT setempat, menyaksikan, bahwa Mbah Satriya juga tidak tersentuh bantuan sosial Covid-19 selama pandemi melanda.
Anehnya, lanjut Sri, justru yang keluar sebagai penerima Bansos adalah Almarhum suaminya. Alhasil, bantuan tersebut tidak bisa diwakilkan.
"Kemarin pas Covid-19 dia dapat bantuan, tapi atas nama suami. Suaminya meninggal, karena bukan namanya jadi dia dicoret. Katanya kecamatan mau diganti namanya. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar," pungkas Sri Ningsih.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : |
Komentar & Reaksi