SUARA INDONESIA JAKARTA

Arkeolog Curiga Alassumur Bondowoso Tertimbun Mirip Pompeii

Irwan Rakhday - 07 December 2020 | 22:12 - Dibaca 11.65k kali
Sejarah Arkeolog Curiga Alassumur Bondowoso Tertimbun Mirip Pompeii
Searah jarum jam: 1. Suasana ekskavasi di Alassumur. 2. Wicaksono Dwi Nugroho. 3. Jasad manusia yang membatu di Pompeii (foto:wikipedia).

BONDOWOSO- Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mencurigai terdapat objek yang tertutup lahar dingin sebagaimana di Pompeii- Italia pada tahun 79 Masehi. Sebuah letusan Gunung Vesuvius.

"Berbagai tinggalan yang ada di dalam (tanah, red) dulunya tertutup lahar dingin. Mungkin bisa ketemu seperti di Pompeii," ucap Wicaksono pada Ahad (6/12/2020) di Dusun Alassumur Selatan, Desa Alassumur, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Ditambahkan oleh Wicaksono, lapisan breksi yang ditemukan dalam ekskavasi atas temuan struktur bata menunjukkan bukti akibat letusan gunung dari Gunung Raung.

"Kipas vulkanisnya sampai Alassumur. Ada jalur lava yang diawali proses erupsi, ditunjukkan dengan lapisan abu-abu, kemudian disusul banjir lava, lalu mengeras jadi lapisan breksi," paparnya.

Jadi, imbuh dia, pada lapisan demikian, manusia terfosilkan. Termasuk juga 'sesuatu' atau objeknya terbekukan. Lapisannya menjanjikan.

Sementara berdasar penelusuran data suaraindonesia.co.id yang dilansir  dari situs Ranker, Kamis (18/5/2017), ilmuwan dari University Federico II of Naples, Prof. Pier Paolo Petrone, dalam presentasinya via Skype yang diadakan oleh Istituto Italiano di Cultura, Jakarta mengungkapkan, saat  Gunung Vesuvius mengamuk dahsyat, gunung itu memuntahkan awan panas dan material vulkanik yang membara.

Sekitar 10 jam kemudian, awan yang membumbung tinggi itu ambrol dan menghasilkan rangkaian lonjakan piroklastik yang mengubur kota-kota Romawi, yakni Herculaneum, Pompeii, dan sebagian wilayah dekat Vesuvius dengan radius puluhan kilometer.

Piroklastik adalah hasil letusan gunung berapi yang bergerak dengan cepat dan terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan.

Di Herculaneum dan Oplontis yang terletak 6 hingga 7 kilometer dari Vesuvius, lonjakan suhu menguapkan daging pada tubuh korban, menyebabkan endapan abu mendingin, dan mengeras di sejumlah tempat tinggal dalam beberapa menit.

Sementara itu di Pompeii yang terletak 10 km dari Vesuvius, jasad manusia berubah mengeras karena suhu endapan vulkanik yang yang lebih rendah.

Abu vulkanik kemudian mengisi rongga yang terbentuk di sekitar jenazah saat daging mereka perlahan-lahan menghilang.

Berdasarkan analisis lokasi dan laboratorium terhadap tulang manusia dan hewan, korban erupsi Vesuvius terpapar suhu antara 200 hingga 600 derajat Celcius dengan jarak hingga 15 kilometer.

Menurut Petrone, korban di Pompeii sangat mirip dengan korban erupsi yang terjadi di Gunung Pelee, Merapi, Sinabung, dan Montserrat.(*)





» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irwan Rakhday
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya