SUARA INDONESIA JAKARTA

Uji Coba Pasar Hewan Terpadu Bondowoso, Pedagang Sebut Tempatnya Masih Kurang Layak

Bahrullah - 14 January 2021 | 20:01 - Dibaca 4.72k kali
Ekbis Uji Coba Pasar Hewan Terpadu Bondowoso, Pedagang Sebut Tempatnya Masih Kurang Layak
Terlihat Suasana Uji Coba Pasar Hewan Terpadu yang Sepi di Desa Selolembu, Kecamatan Curahdami (Foto: Bahrullah/Suaraindonesia)

BONDOWOSO- Salah seorang pedagang asal Desa Grujugan Kidul, Kecamatan Grujugan, H. Fauzan, menyatakan lokasi pasar hewan selolembu masih kurang layak untuk ditempati. Sebab, lokasi pasar yang berada di atas jurang dinilai sangat membahayakan ketika ada sapi yang merontang.

Hal itu disampaikan H. Fauzan di saat Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso menggelar uji coba pertama pasar hewan terpadu di Desa Selolembu, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Kami (14/1/2021).

Lebih lanjut, H. Fauzan juga mengeluhkan terkait tempat sapi yang dinilai sempit dan stannya kurang luas.

"Tempatnya terlalu sempit. Pedagang sapi kan biasanya yang datang juga berasal dari luar Bondowoso. Selain tempatnya juga dekat sawah, tempat pasar sapi ini juga dekat jurang. Bag sapi kalau ngamuk bisa jatuh," ungkapnya.


Selain itu, kata H. Fauzan, tidak adanya pagar pembatas pasar dengan lahan sawah di sekelilingnya pasar, sehingga membuat pedagang merasa takut sapi-sapi daganganya merusak tanaman warga setempat.

"Ini tidak ada pagar. Kalau nanti sapi sampai merusak tanaman gimana pas kalau diperkarakan oleh warga. Masak kami harus tanggung jawab, kan tau sendiri bagaimana pedagang sapi ketika di pasar, pasti mengikat tali atau tampar sapi sembarangan," tambahnya.

Kendati demikian, dia tidak merasa keberatan untuk menempati pasar yang telah menelan anggaran hingga puluhan miliar itu. Yang penting, menurutnya pedagang masih bisa berjualan seperti biasa setiap hari Selasa di pasar Selasaan, sebelum berjualan pada hari kamisnya.

"Tidak masalah. Kan masih bisa jualan di Selasaan. Di sini ditempati Kamisnya saja," ungkapnya.

Anies Sanjaya, Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Kambing, juga mengatakan, tempat pasar hewan terpadu di Selolembu kurang memadai.

"Seperti, akses jalan kurang lebar, tempat parkir kendaraan sempit, tempat sapinga kurang, kasihan tempat kambing di bawah sangat terlalu terjal tempatnya.

Menurut Bang Anies, tempat kambing itu sangat berbahaya karena seperti jurang yang dalam.

Kendati demikian, pihaknya juga mau menempati pasar di Selolembu itu asal di pasar selasaan jangan sampai ditutup.

"Kan nanti ada dua pasar, baik di pasar selasaan dan di kemisan ini. Sebenarnya kan banyak pasar hewan yang mangkrak seperti di pasar hewan di Wonosari, di Desa Kejayan itu mangkrak. Pedagang tidak akan mau seandainya ada pemindahan, tapi dari Disperindag tidak ada rencana pemindahan," tuturnya.

Sementara, Kepala Diskoperindag Bondowoso, Sigit Purnomo menyatakan telah menampung semua masukan dari pedagang. Dan akan dilaporkan kepada Bupati untuk kemudian pembangunannya dapat dianggarkan kembali.

"Sudah diinventarisir apa saja fasilitas yang perlu dipenuhi. Nanti akan dituangkan untuk pembangunan selanjutnya," terangnya.

Sigit menjelaskan, jika pasar hewan terpadu Selolembu akan menjadi pasar tambahan disamping tetap beroperasinya pasar hewan selasaan di Kademangan. Menurutnya, sapi yang tak terjual di pasar selasaan bisa dijual kembali pada hari Kamis di pasar hewan selolembu.

"Setiap hari kamis kita buka terus. Kita akan membuka peluang usaha selain hari Selasa," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Bahrullah
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya