SUARA INDONESIA, JAKARTA - Momentum Kumpul Akbar Bersatu Berani Berubah di Jakarta Internasional Stadion (JIS) membawa dampak positif bagi perputaran ekonomi pedagang kecil.
Hal tersebut karena membludaknya jumlah massa yang mengikuti euforia kampanye akbar calon presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) di kontestasi Pilpres 2024.
Salah seorang perdagangan yang merasakan manfaat tersebut yakni Fadillah Muhammad. Lelaki berkaca mata tersebut mengatakan kegiatan Kumpul Akbar Bersatu Berani Berubah membawa manfaat besar bagi perputaran ekonomi pedagang kecil.
Fadillah berasal Kwitang, Jakarta. Ia sendiri berdagang tikar, kipas, hingga stiker. Ia mengatakan telah mendatangi JIS sejak Jumat siang, 9 Februari 2024.
"Euforianya luar biasa. Pedagang kecil seperti saya merasakan manfaatnya lebih besar, apalagi kalau Amin jadi," katanya saat ditemui di JIS, Sabtu 10 Februari 2024.
Fadli mengatakan sudah menjual 450 lembar tikar, 800 kipas hingga stiker 500 bungkus per bungkus berisi 4 lembar.
"Tikar ini alhamdulillah saya sudah habis 450 lembar. Kipasnya ada 800 kipas dan pin 500 bungkus. Harga jualan tikar per lembar Rp 10 ribu, kipas per lembar Rp 10 ribu, juga sama harganya dengan 1 bungkus stiker isi empat lembar," katanya.
Fadli mengatakan dirinya menjual tikar karena ia tahu bahwa massa akan sangat membutuh barang ini. Apalagi kata dia, pendukung Amin datang dari berbagai wilayah Indonesia.
"Karenakan orang jauh dari luar kota, datang jauh-jauh hari pastikan datang menginap, salat, dan tidur di tempat sini. Kalau kipas penuh orang, kegerahan sudah bisa kipas. Pin tandanya mendukung Amin," ujar Fadli.
Fadli mengatakan, akan berjualan hingga siang, tapi tak lupa tetap mengikuti Kumpul Akbar Bersatu Berani Berubah.
Ia juga menitipkan harapannya terhadap paslon AMIN di Pilpres 2024, ia mengatakan agar pedagang kecil bisa jauh lebih baik diperhatikan. Juga kata Fadillah, tidak ada lagi muncul diskriminasi terhadap ulama.(*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Heri Suroyo |
| Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi